mengambil jalur
kanan, keluar dari jalan interstate itu dengan tidak memedulikan bunyi
klakson mobil yang jalurnya aku potong dengan paksa. Roda mobil agak
tergelincir sedikit ketika kubanting setir, tetapi aku tidak mengurangi
kecepatan pada saat melewati tikungan.
Andaikan aku tidak lupa membawa telepon selular?! Saking terlalu terburuburu, benda itu tertinggal di kantor. Seandainya pun aku membawa telepon selular
itu, rasanya tidak akan bisa membantuku. Apa yang akan aku katakan? I'm sorry for being so stupid, for thinking that you would leave me? Atau I love you, please tell me that you love me too? Kata-kata itu tidak bisa menggambarkan perasaanku yang sebenarnya. Aku tidak bisa bernapas jika dia tidak ada. Jika aku mencoba melihat masa depanku tanpanya, semuanya terlihat suram. Diriku tanpanya bagaikan satelit, yang planetnya telah hancur karena bencana alam besar, meninggalkanku melayang-layang tanpa arah. Mengapa aku terlalu bersikeras bahwa dia tidak mencintaiku hanya karena terpengaruh kata-kata orang yang telah membuat hatiku remuk? Dia tidak akan meninggalkanku seperti yang aku takutkan selama ini. Titik!
Andaikan aku tidak lupa membawa telepon selular?! Saking terlalu terburuburu, benda itu tertinggal di kantor. Seandainya pun aku membawa telepon selular
itu, rasanya tidak akan bisa membantuku. Apa yang akan aku katakan? I'm sorry for being so stupid, for thinking that you would leave me? Atau I love you, please tell me that you love me too? Kata-kata itu tidak bisa menggambarkan perasaanku yang sebenarnya. Aku tidak bisa bernapas jika dia tidak ada. Jika aku mencoba melihat masa depanku tanpanya, semuanya terlihat suram. Diriku tanpanya bagaikan satelit, yang planetnya telah hancur karena bencana alam besar, meninggalkanku melayang-layang tanpa arah. Mengapa aku terlalu bersikeras bahwa dia tidak mencintaiku hanya karena terpengaruh kata-kata orang yang telah membuat hatiku remuk? Dia tidak akan meninggalkanku seperti yang aku takutkan selama ini. Titik!
"Can you... contact your passenger... who is on the flight to JFK?" tanyaku terputusputus di antara napasku yang masih terengah-engah.
Entah karena melihat wajahku yang panik atau karena tatapanku yang seperti orang gila, seorang penumpang yang sudah siap check-in mundur satu langkah dan memberikan aku ruang untuk berbicara lebih dekat dengan ground crew bernama Kate, yang menerima berondonganku dengan wajah pasrah.
"Thank you, Sir," ucapku, berterima kasih kepada bapak yang rela mundur dan memberikan aku ruang untuk melangkah lebih dekat dengan meja check-in.
Selengkapnya silahkan download Novelnya versi PDF, Download Novel Blind Date - Aliazalea.PDF
0 komentar :
Posting Komentar